SEJARAH AKUNTANSI
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sejarah Akuntansi Di Indonesia
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusuri melalui sejarah
perkembangan akuntansi ketika era penjajahan Belanda, sekitar pada tahun
1642. Rekam jejak yang bisa menjelaskan terkait dengan praktik
akuntansi di Indonesia ditemukan sekitar tahun 1747 ketika ditemukan
praktik pembukuan yang dijalankan oleh Amphioen Societeit yang berpusat
di Jakarta. Di era penjajahan Belanda menerapkan pembukuan dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookeping) sesuai dengan praktek yang dibangun Lucas Paciolo.
Dan pada tahun 1907 di Indonesia diperkenalkan sistem pemeriksaan
(auditing) untuk menyusun serta mengontrol pembukuan perusahaan. namun
sistem ini belum bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia sampai masa
penjajahan berakhir.
Di indonesia pada awalnya menganut sistem kontinental seperti sistem
yang dipakai oleh Belanda. Padahal sebenarnya, sistem kontinental atau
bisa juga disebut pembukuan tidak sama dengan akuntansi. Pengertian
akuntansi lebih luas. Pembukuan (Bookkeeping) merupakan bagian atau elemen prosedural dari akuntansi. Perbedaan antara pembukuan dengan akuntansi adalah:
Pembukuan merupakan
aktivitas proses akuntansi meliputi pencatatan, pengelompokan serta
kegiatan lain yang bertujuan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang
berdasar pada data.
Akuntansi merupakan aktivitas analisa dan inteprestasi berdasarkan pada data informasi akuntansi.
Semakin berkembanganya sistem pembukuan dan akuntansi, Indonesia Seiring
dengan perkembangan, pembukuan kemudian ditinggalkan. Di Indonesia,
perusahaan kemudian banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon yang
asalnya dari Amerika. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa kondisi:
- Tahun 1957, Terjadi peristiwa konfrontasi Irian Barat yang melibatkan negara Indonesia dan Belanda sehingga berakibat seluruh pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di Belanda ditarik kembali dan dapat melanjutkan studinya kembali diberbagai negara, termasuk diantaranya Amerika Serikat.
- Orang orang yang memiliki peran dalam perkembangan akuntansi di Indonesia sebagian besar menyelesaikan pendidikannya di Amerika yang kemudian membawa sistem akuntansi Anglo Saxon untuk diterapkan di Indonesia. Dan pada akhirnya sistem ini mendominasi penggunaannya dibandingkan sistem akuntansi kontinental di Indonesia.
- Penanaman Modal Asing atau PMA memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan akuntansi khususnya sistem akuntansi Anglo Saxon.
Pada era sekarang ini Akuntansi sudah sangat pesat berkembang dan
mendapat perhatian khusus dari suatu bisnis serta keuangan global.
Segala keputusan yang bersumber dari informasi akuntansi, serta
pengetahuan terkait isu-isu dalam akuntansi internasional bahkan menjadi
hal yang penting untuk mendapatkan intepretasi dan pemahaman yang tepat
dalam komunikasi bisnis internasional.
Perkembangan Pendidikan Akuntansi DI Indonesia
Kesempatan
bagi akuntan lokal Indonesia mulai muncul pada tahun 1942-1945 ketika
Belanda mundur dari Indonesia, dan sampai pada tahun 1947 hanya ada satu
orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari.
Upaya nasionalisasi perusahaan yang dimiliki Belanda oleh pemerintahan
Indonesia dan pindahnya orang-orang Belanda saat tahun 1958
mengakibatkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli di Indonesia. Pada
akhirnya Indonesia menerapkan sistem akuntansi model Amerika, dan pada
kenyataannya praktik akuntansi Model Amerika cukup mudah berbaur dengan
akuntansi Model Belanda khususnya di lembaga pemerintah.
Terjadi peningkatan yang signifikan pada jumlah institusi pendidikan tinggi yang menyediakan pendidikan akuntansi misalnya:
- Jurusan Akuntansi di Universitas Indonesia th 1952
- Institut Ilmu Keuangan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara – STAN th 1990
- Univeritas Sumatra Utara pada th 1960
- Universitas Pajajaran pada th 1960
- Universitas Airlangga pada th 1960
- Universitas Gajah Mada pada th 1964
Masalah Laporan Keuangan
Pada
awal tahun 1990-an, mulai muncul skandal pelaporan keuangan yang dapat
mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor, sehingga pemerintah
mendapat tekanan untuk segera mengatasi dan memperbaiki kualitas
pelaporan keuangan.
Kejadian kasus yang cukup menggegerkan adalah kasus Bank Duta. Bank Duta
Go Public pada tahun 1990, namun dianggap gagal dalam mengungkapkan
kerugian yang terjadi. Bank Duta juga tidak menginformasikan semua
informasi kepada auditornya tentang masalah tersebut. Sialnya lagi,
auditor Bank Duta ternyata mengeluarkan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) bagi organisasi bisnis tersebut.
Bagi pemerintah Indonesia, kualitas pelaporan keuangan harus segera
diperbaiki apabila menginginkan dapat memobilisasi aliran investasi
jangka panjang.
Kemudian, jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998 menambah deretan
persoalan keuangan yang harus diselesaikan pemerintah untuk memperbaiki
kualitas pelaporan keuangan sampai awal 1998, kebangkrutan massal, collapsenya
sistem perbankan, meningkatnya inflasi dan pengangguran yang tak
terkendali memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF untuk melakukan
negosiasi terkkait berbagai paket penyelamat yang ditawarkan IMF.
Pada masa ini, kesalahan secara tidak langsung diduga pada buruknya
praktik akuntansi serta rendahnya kualitas keterbukaan informasi
(transparansi).
Berbagai persoalan tersebut telah mendorong pemerintah serta badan yang
berwenang untuk mengeluarkan kebijakan terkait regulasi laporan keuangan
diantaranya:
- Pada September 1994, pemerintah melalui IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) mengadopsi seperangkat standar akuntansi keuangan (PSAK).
- Pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia (World Bank) melaksanakan proyek Pengembangan Akuntansi yang bertujuan untuk mengembangkan regulasi akuntansi dan melatih profesi akuntansi.
- Pada tahun 1995, pemerintah menetapkan berbagai aturan berkaitan dengan akuntansi dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas.
- Pada tahun 1995 pemerintah memasukkan kedalam Undang-Undang Pasar Modal tentang aspek akuntansi/pelaporan keuangan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar